The Artificial Intelligence National Strategy: Acceleration Innovation Toward Indonesia 2045

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akhir-akhir ini sedang menjadi hot topic. AI disebut-sebut akan menjadi suatu kekuatan baru, yang bukan hanya bisa memudahkan kehidupan sehari-hari, tapi juga membuka lebih banyak peluang yang belum pernah ada sebelumnya,

Dalam acara Inagurasi Mahasiswa Baru BINUS GRADUATE PROGRAM pada 5 Maret 2022 lalu, para mahasiswa berkesempatan mengenal AI lebih jauh melalui kegiatan guest lecture dari Dr. Hammam Riza yang merupakan Perekayasa Ahli Utama BRIN KA BPPT (2019-2021) sekaligus President Collaborative AI Research and Industrial Innovation Association (KORIKA).

Kuliah tamu yang mengangkat tema The Artificial Intelligence National Strategy: Acceleration Innovation Toward Indonesia 2045 tersebut membahas tentang kecerdasan buatan serta potensi implementasinya di Indonesia. Berikut ulasannya.

Mengenal AI Lebih Lanjut

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah suatu inovasi teknologi yang dikembangkan pada mesin. Disebut sebagai kecerdasan buatan karena AI pada dasarnya menampilkan suatu kecerdasan yang meniru kecerdasan alami (baik oleh manusia maupun hewan), tapi dijalankan oleh mesin. Kecerdasan di sini termasuk kemampuan berpikir dan persepsi untuk memecahkan suatu problem yang telah ditentukan sebelumnya.

Banyak yang mengaitkan AI dengan karakter robot pada film-film sci-fi. Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Namun, implementasi AI sebenarnya jauh lebih sederhana dari gambaran tersebut. Bahkan sebagian besar masyarakat sudah pernah memanfaatkan AI dalam kehidupan mereka. Salah satunya adalah mesin pencari. Semua informasi yang muncul di mesin pencari adalah informasi yang dikumpulkan oleh AI dari seluruh pengguna internet.

Untuk saat ini, AI memang masih melakukan tugas-tugas yang—bagi manusia—mungkin terlihat sepele. Misalnya, mengenali gambar atau memaknai sebuah kalimat tertentu. Walau begitu, penelitian mengenai AI sangatlah pesat. Tidak menutup kemungkinan, di masa yang akan datang akan benar-benar muncul robot AI seperti yang ada di film-film sci-fi.

Bangsa Pemenang adalah Bangsa yang Menguasai AI

Dr. Hammam Riza mengungkapkan bahwa AI adalah suatu kekuatan baru. Bahkan muncul suatu teori bahwa, “Siapa yang memimpin bidang AI di tahun 2030, akan memimpin dunia hingga 2100 nanti”. Kebanyakan diskusi mengenai AI memang tak pernah lepas dari mimpi-mimpi futuristik, baik itu yang menggambarkan utopia maupun distopia.

Keberadaan AI sejauh ini memang dianggap sebagai sebuah pedang bermata dua. Di satu sisi, AI bisa memudahkan kehidupan manusia. Namun, di sisi lain, AI juga bisa menjadi suatu kekuatan yang menghancurkan umat manusia. AI bisa memberikan solusi atas perubahan iklim global, tapi di waktu bersamaan juga bisa memicu terjadinya kehancuran dunia.

Semuanya tergantung pada SDM yang memanfaatkan AI. Dunia sendiri kini tengah berlomba untuk mengembangkan teknologi AI. Untuk saat ini, Amerika Serikat mendominasi, namun Tiongkok terus mengejar dengan inovasi tanpa henti. Bahkan pemerintah Tiongkok telah menetapkan pengembangan AI sebagai salah satu prioritas strategis nasional mereka. Lalu, bagaimana dengan Indonesia sendiri?

Implementasi AI di Indonesia

Berbicara soal AI di Indonesia masih belum lepas dari kesiapan masyarakatnya sendiri. Apakah kita sudah siap untuk mengadopsi, beradaptasi, sekaligus mengimplementasikan AI dalam kehidupan sehari-hari? Jika memang belum, apa hambatan terbesarnya?

Potensi AI di Indonesia sendiri begitu besar. Akan ada banyak sekali sektor yang terbantu dengan pemanfaatan AI. Presiden Joko Widodo sendiri telah mengungkapkan bahwa kecerdasan artifisial dapat mendorong transformasi digital. Sains data, komputasi cloud, hingga jaringan 4G/5G akan mendorong percepatan transformasi digital di berbagai sektor pembangunan di Indonesia.

Perlu diketahui, percepatan transformasi digital juga sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Saat ini, pengembangan AI di Indonesia diprioritaskan pada lima sektor utama, yaitu sektor kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas (mewujudkan smart city).

Bisa disimpulkan bahwa artificial intelligence atau kecerdasan buatan merupakan suatu kekuatan baru di dunia. Mengembangkan AI sama dengan meningkatkan kekuatan suatu negara. Bahkan kini negara-negara besar dunia saling berlomba untuk bisa menciptakan teknologi AI tercanggih. Di Indonesia sendiri, pengembangan AI juga menjadi perhatian khusus. Sebab. AI dinilai dapat mendorong percepatan transformasi digital di tanah air. Transformasi digital bahkan masuk dalam RPJMN Republik Indonesia untuk periode 2020-2024.