Inovasi Merah Putih Kampus Merdeka Menuju Kemandirian Bangsa
Pendidikan tinggi memiliki peranan yang amat penting untuk mewujudkan kemandirian bangsa. Para mahasiswa diharapkan bisa menjadi agent of change yang bisa mengantarkan bangsa Indonesia pada kemandirian. Hal tersebut tentu bukanlah sebuah perkara yang mudah. Perguruan tinggi harus memiliki sistem yang tidak hanya baik, tapi juga aplikatif untuk bisa mencetak SDM unggul.
Sebagai solusi, pemerintah Indonesia kemudian meluncurkan program Kampus Merdeka. Program Kampus Merdeka sendiri merupakan suatu tahap persiapan karier bagi mahasiswa agar nantinya mereka bisa menjadi SDM berdaya saing tinggi dan inovatif.
Dalam guest lecture Inaugurasi Mahasiswa Baru BINUS GRADUATE PROGRAM menghadirkan pembicara Prof. Ir. Nizam yang merupakan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Kuliah tamu tersebut memaparkan bagaimana Kampus Merdeka bisa menjadi solusi untuk mencapai kemandirian bangsa Indonesia. Mari simak penjelasannya bersama.
Tantangan Menuju Kemandirian Bangsa
Untuk bisa mencapai kemandirian bangsa, tentu diperlukan proses yang panjang. Di Indonesia sendiri ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Menurut Prof. Nizam, setidaknya ada empat tantangan besar yang menghambat progress menuju kemandirian bangsa, yaitu:
- Demokratisasi dan transformasi sosial. Saat ini, Indonesia masih berada pada fase transisi ke pemerintahan yang lebih demokratis. Bangsa Indonesia masih mengalami beberapa penyesuaian yang kemudian menyebabkan pengembangan kualitas SDM terhambat.
- Kesenjangan, kemiskinan, serta pemenuhan kesehatan dan capaian pendidikan yang masih tergolong rendah. Tak dapat dipungkiri lagi, tingkat kemiskinan di Indonesia masih terbilang tinggi. Begitu pula dengan kesenjangan sosial yang masih begitu terasa memisahkan masyarakat.
- Kebutuhan dasar (pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan). Di Indonesia, masih banyak ditemukan kelompok masyarakat yang bisa memenuhi kebutuhan dasar mereka.
- Ketergantungan impor. Saat ini, Indonesia masih sangat bergantung pada kekuatan dari luar negeri. Salah satunya dalam hal lisensi industri. Sekitar 90% kegiatan industri dalam negeri masih membutuhkan lisensi asing. Begitu juga untuk masalah bahan baku, pangan, obat-obatan, dan alat kesehatan yang kebanyakan masih mengandalkan impor.
Kondisi tersebut menyebabkan Human Development Index (HDI) Indonesia tergolong rendah, yaitu 0,718. Begitu pula dengan Indeks Daya Saing yang masih ada pada level 64.629 atau peringkat ke-40 dari total 140 negara (menurut data dari WEF tahun 2019).
Peran Pendidikan Tinggi
Apabila ditelusuri, tantangan-tantangan tersebut sebenarnya bisa diatasi oleh perguruan tinggi. Dengan menerapkan Tridharma Perguruan Tinggi, seharusnya Indonesia bisa keluar dari permasalahan-permasalahan tersebut. Sebab, pada dasarnya, pendidikan tinggi memiliki fungsi sebagai berikut:
- Mesin yang memotori pertumbuhan berkelanjutan.
- Menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kreatif dan berdaya saing tinggi.
- Menjadi tulang punggung inovasi karena Indonesia tengah menggalakkan ekonomi berbasis inovasi.
Kembali pada Tridharma Perguruan Tinggi, diharapkan pendidikan tinggi bisa mencetak SDM unggul melalui tiga hal, yaitu pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat.
Kampus Merdeka untuk SDM Unggul
Ada banyak sekali jalan untuk mencapai kompetensi unggul. Pemerintah Indonesia menghadirkan Kampus Merdeka sebagai solusi. Melalui program tersebut, mahasiswa bisa mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan untuk masa sekarang dan masa depan. Dengan begitu, kemandirian bangsa pun akan tercapai.
Program Kampus Merdeka sendiri sangat komprehensif. Salah satu program unggulannya adalah Pengembangan Talenta Inovasi. Program tersebut dijalankan melalui Mahasiswa Penelitian, PMDSU, hingga Master and Doctor by Research.
Di samping itu, pada 2022 ini diharapkan perguruan tinggi dapat mengirim 150.000 mahasiswa untuk mengikuti program magang bersertifikat di berbagai perusahaan ternama untuk melahirkan talenta digital yang mampu bersaing di tengah industri saat ini.
Inovasi Produk Merah Putih
Nantinya, Kampus Merdeka dapat melahirkan berbagai inovasi untuk mendukung bangsa Indonesia agar bisa mencapai kemandirian. Secara spesifik, Kampus Merdeka diharapkan bisa melahirkan inovasi produk Merah Putih yang mencakup:
- IPTEK hijau untuk sustainable development
- Membangun IPTEK biru yang berbasis sumber daya maritim.
- Akselerasi transformasi digital (industri 4.0). Jika dihitung, industri digital Indonesia memiliki potensi hingga US$360 miliar.
- Pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan pariwisata.
- Kesehatan, termasuk obat-obatan, alat kesehatan, vaksin dan berbagai teknologi kesehatan lainnya.
Dengan adanya program Kampus Merdeka, diharapkan mahasiswa lulusan Indonesia akan lebih siap dalam menghadapi tantangan zaman. Mereka juga diharapkan bisa menjadi SDM yang unggul, kreatif, dan berdaya saing tinggi sehingga kemandirian bangsa pun dapat tercapai.