Memahami Kaidah Dunia Metaverse yang Booming Dibicarakan
Saat ini, teknologi semakin berkembang semakin canggih. Salah satu kecanggihan teknologi tercermin dari munculnya istilah metaverse. Metaverse sendiri merupakan sebuah istilah yang mengacu pada dunia virtual. Artinya, jika Anda memiliki peralatan yang memadai, Anda bisa masuk ke dunia virtual dan menjalankan aktivitas layaknya di dunia nyata.
Kehadiran metaverse berhasil memutarbalikkan konsep realitas yang selama ini ada. Jika pada awalnya kita menganggap apa yang bisa kita rasakan, sentuh, dan lihat secara langsung adalah penjelasan dari konsep realita, maka hal tersebut juga terjadi di dunia metaverse. Lebih jauh, Assistant Professor di program Doctor of Computer Science BINUS UNIVERSITY, Dr. Arief Ramadhan, mencoba memaparkan cara kerja dunia metaverse dan konsep unik yang ditawarkannya.
Cara kerja dunia metaverse
Dr. Arief, dalam wawancaranya, menjelaskan bahwa istilah metaverse berasal dari bahasa Yunani. Metaverse mengacu pada hal-hal yang terjadi di luar semesta. Beberapa peneliti pun menjelaskan bahwa metaverse merupakan koleksi dari banyaknya elemen di dunia tiga dimensi. Di sana, manusia akan direpresentasikan sebagai avatar.
Avatar dari manusia yang masuk ke dunia metaverse akan melakukan aktivitas seperti interaksi sosial layaknya di dunia nyata. Dengan kehadiran konsep metaverse ini, bersosialisasi bisa dengan mudah dilakukan tanpa hambatan fisik. Artinya, tubuh kita akan tetap berada di dunia nyata, namun representasi wujud kita akan diambil alih oleh avatar.
Dalam pengembangannya, diperlukan teknologi atau alat-alat yang mumpuni agar pengalaman berinteraksi di dunia metaverse menjadi semakin baik. Dr. Arief mengatakan ada banyak hal yang perlu diwujudkan demi membentuk metaverse yang solid.
Diperlukan alat yang mampu merepresentasikan sinyal yang bisa ditangkap oleh otak manusia. Misalnya, ketika avatar kita di dunia virtual menyentuh sesuatu, maka kita pun bisa merasakannya dengan bantuan sarung tangan khusus.
Potensi besar konsep dunia virtual
Banyak ahli mengatakan bahwa dunia virtual akan menjadi suatu tren besar dalam dunia teknologi. Raksasa media sosial Facebook pun sudah mengadopsi kata “meta” untuk menggambarkan keseriusan mereka membangun dunia virtual ini. Di Indonesia sendiri, banyak orang mulai membahas dan bahkan sudah mulai mengeksplorasi dunia metaverse.
Dr. Arief sendiri percaya bahwa metaverse memiliki potensi yang besar. Ia memberikan contoh konsep metaverse yang diusung perusahaan retail Walmart di Amerika. Perusahaan ini sedang mengembangkan konsep berbelanja yang semakin unik. Pelanggan bisa berbelanja di Walmart dari rumah atau dari mana pun, sebab Walmart akan mengadopsi konsep metaverse. Anda akan masuk ke dunia virtual dan berbelanja seperti yang Anda lakukan di dunia nyata.
Kehadiran metaverse berpotensi mengubah konsep bisnis tradisional ke konsep yang baru dan lebih canggih. Namun, untuk mencapainya masih diperlukan riset mendalam terkait dunia ini. Bahkan negara-negara besar seperti di Amerika dan Eropa pun masih terus melakukan riset menyeluruh.
Kaidah dalam dunia metaverse
Meski metaverse masih dalam tahap pengembangan dan penyempurnaan, perusahaan besar sudah berani mengambil langkah nyata. Seperti yang disampaikan sebelumnya, Facebook dan Walmart sudah mulai mengembangkan konsep metaverse sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
Dr. Arief pun menegaskan bahwa dalam membangun metaverse yang utuh, ada beberapa tantangan yang perlu dilewati. Mengacu kepada pendapat Tony Parisi yang dikemukakan pada tahun 2021, setidaknya, ada tujuh kaidah yang perlu diperhatikan ketika mengusung konsep baru ini. Kaidah pertama adalah metaverse merupakan satu dunia. Artinya, ketika manusia masuk ke dunia metaverse, maka ia bisa mendapatkan semuanya. Kalau konsep dunia virtual terdiri dari banyak dunia, maka sebutannya bukan metaverse, melainkan multiverse.
Kedua, setiap orang bisa mendapatkan akses sama seperti internet yang bisa digunakan oleh masyarakat luas. Kaidah ketiga dalam metaverse adalah tidak boleh ada pemain tunggal yang mengontrol atau bertindak sebagai ‘tuhan’. Berikutnya, metaverse harus terbuka dengan standar komunikasi yang disepakati.
Kelima, metaverse harus hardware-independent, sehingga mendukung berbagai tipe dan bentuk alat. Kemudian, metaverse merupakan sebuah jaringan atau network yang akhirnya melahirkan kaidah terakhir, yakni ‘the new internet’. Artinya, dunia metaverse tak akan jauh berbeda dari internet yang ada sekarang ini, namun metaverse akan lebih canggih karena kita bisa merasakan sentuhan secara nyata.
Pengembangan dunia metaverse memang masih membutuhkan riset mendalam dan menyeluruh. Dr. Arief sendiri mengajak orang-orang yang tertarik dengan konsep ini untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3. Dengan begitu, riset yang dilakukan terkait metaverse bisa lebih aplikatif. Bagi Anda yang berminat untuk menjelajahi konsep dunia virtual lebih jauh, bergabunglah bersama dengan BINUS UNIVERSITY dalam program Doctor of Computer Science!