BINUS University Gelar Sidang Promosi Doctor of Computer Science (DCS) dengan Promovendus Fredy Purnom
BINUS University telah memberikan gelar doktor kepada Fredi Purnomo atas judul disertasinya yang berjudul “Model Smart City ICT Scorecard Untuk Decision Support System Di Kota Tangerang” yang digelar dalam sidang Promosi Doctor of Computer Science (DCS) BINUS University pada Senin, 23 November 2020 di Ruang B0301 Kampus Alam Sutera, BINUS University. Sidang diselenggarakan dalam protokol kesehatan yang ketat mengingat masih dalam kondisi pandemi.
Dalam sidang tersebut, menghadirkan tiga pembimbing yang diantaranya adalah Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M. sebagai promotor, Dr. Ford Lumban Gaol, S.Si., M.Kom. sebagai co-promotor 1, dan prof. Dr. Ir. Suhono Harso Supangkat, M.Eng. sebagai co-promotor 2. Sedangkan penguji dalam sidang ini turut menghadirkan Prof. Dr. Ir. Edi Abdurachman, Ms., Msc. Sebagai penguji 1, Spit Warnars Harco Leslie Hendric, S.Kom., MTI., Ph.D. sebagai penguji 2, dan Agung Trisetyarso, S.Si., M.Si., Ph.D. sebagai penguji 3.
Promovendus Fredy Purnomo adalah seorang kelahiran Blora. Di mana promovendus Fredy Purnomo adalah lulusan BINUS University jurusan Teknik Informatika yang lulus pada tahun 1998, lulusan Universitas Indonesia program studi Magister Teknologi Informasi yang lulus pada tahun 2002, dan menjalani studi Doktornya di BINUS University dengan program Doctor of Computer Science (DCS).
Sedangkan dalam karirnya, peneliti pernah menjadi Faculty member di Teknik Informatika dan Sistem Informasi sejak tahun 1999. Dan saat ini peneliti tengah menjabat sebagai Dekan School of Computer Science di BINUS University sembari menjadi mahasiswa S3 di universitas tersebut. Dalam disertasi yang dijalaninya ini, promovendus memfokuskan penelitiannya pada area Smart City, Game Development dan Multimedia.
Diambilnya wilayah Kota Tangerang karena peneliti saat ini berdomisili di wilayah tersebut. Sehingga penelitiannya ini diharapkan bisa menjadi kontribusinya yang diberikan sebagai bagian dari penduduk Kota Tangerang.
Disertasi Promovendus Fredy Purnomo
Serangkaian penelitian yang dilakukan oleh promovendus Fredy Purnomo dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena bahwa diketahui populasi kota akan mencapai 70% penduduk sampai di tahun 2050. Kemudian muncul di dalam masalah kependudukan yang berupa kepadatan penduduk, kesehatan, limbah, polusi, keamanan, dan kenyamanan.
Sensor dan data adalah kota cerdas yang bisa merasakan dan merespon kondisinya melalui sensor dan data. Untuk itu sangat dimungkinkan dengan adanya teknologi ICT. Berikutnya kota juga memerlukan rekomendasi yang tepat mengenai kondisi kota dan bagaimana prioritas permasalahannya.
Dilatarbelakangi oleh fenomena tersebut, maka peneliti menyusun sebuah research statement dengan tujuan untuk bisa membangun smart city ICT scorecard untuk mendukung decision support system dengan menggunakan Fuzzy Analythical Hierarchy Process yang diturunkan menjadi tiga research question.
Research question tersebut adalah untuk mengetahui apakah indikator utama di dalam smart city guna mendukung smart city scorecard dan smart city ICT scorecard. Lalu untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat kepentingan antar indikator dalam smart city menggunakan Fuzzy Analytic Hierarchy Process, kemudian untuk mengetahui bagaimana menentukan prioritas antar indikator di dalam smart city ICT scorecard untuk mendukung decision support system.
Penelitian yang dilakukan ini nantinya diharapkan bisa menjadi pedoman evaluasi kesiapan ICT untuk mendukung smart city, bisa menjadi pedoman untuk membuat model smart city ICT scorecard di sebuah kota, bisa memberikan rekomendasi ICT roadmap tentang bagaimana peta jalan atau roadmap dari ICT untuk sebuah kota menuju smart city, serta bisa melengkapi model smart city yang sudah ada dari segi ICT.
Sebelumnya peneliti telah melakukan riset terlebih dahulu pada penelitian yang sudah pernah dilakukan. Di mana penelitian tersebut terbagi ke dalam tiga topik besar, yakni terkait dgn teknologi IOT dan teknologi terkait, lalu mengenai regulasi prosedural yang diperintahkan, dan terkait dengan model framework dan measurement. Sedangkan dalam hal ini memfokuskan penelitiannya pada bagian yang ketiga.
Dari disertasi yang dihasilkan, kontribusi peneliti adalah penggabungan dari beberapa aspek dengan berfokus pada ICT, yaitu adanya metode perumusan ICT scorecard berdasarkan gap dari segi persepsi (AHP) dan gap berdasarkan tingkat kematangan (SCMM) dapat menjadi pedoman di dalam pembuatan ICT Blueprint dalam Smart City. Manfaat yang diharapkan, kota bisa mengetahui kondisi ICT dan apa yang perlu ditingkatkan untuk mendukung kota menjadi smart city.
Metode pengembangan yang dilakukan terbagi menjadi tiga3 bagian, Pertama adalah penentuan cluster dan indikator ini diselaraskan dengan visi kota dan visi dari smart city kota. Kemudian dari smart city model juga ada people need analysis yang menggunakan Laksa. Laksa sendiri adalah semacam aplikasi yang digunakan oleh masyarakat di Kota Tangerang untuk menyampaikan keluhan-keluhan atau saran kepada pemerintah.
Kedua adalah dibantu dengan ISO 37122 untuk aspek indikator ICT itu menjadi Smart City Scorecard Model dan Smart City ICT Scorecard Model. Di sini telah dilakukan proses HP untuk menentukan prioritas yang terjadi. Berikutnya masuk ke dalam Maturity Model dan masuk ke Decision Support System.
Indikator utama dari smart city scorecard berfokus kepada ICT scorecard. Sebagai contoh adalah di smart economy, di mana ada kekhususan ekonomi digital pada kesiapan tenaga ICT untuk mendukung smart economy dan dukungan finansial.
Kemudian ditentukannya Analythical Hierarchy Process (AHP) adalah untuk melihat bagaimana persepsi pemerintah Kota Tangerang berdasarkan masukan dari aplikasi Laksa untuk mengetahui mana yang merupakan paling penting atau yang paling diprioritaskan. Jadi dapat ditentukan goal, kriteria alternatif, hirarki, sampai membuat ranking prioritas. Alternatif inilah yang kemudian menjadi solusi untuk ICT scorecard.
Lalu di dalam penggunaan maturity model diperlukan untuk melihat bagaimana tingkat kesiapan, tingkat kematangan ICT sebuah kota menuju ke smart city. Ada lima level yang dilakukan di dalam proses maturity model dan dihasilkan level yang sudah ada. Untuk Kota Tangerang sendiri berada di maturity model level 1,7 di sekitar level 2.
Melalui analisis maturity model bisa mencerminkan kondisi mana yang sedang mengalami lag dan mana yang sudah baik. Di dalam penelitian ini, ditandai dengan warna merah pada tabel sebagai penanda tentang apa yang harus diperbaiki. Misalnya seperti sarana komunikasi digital untuk usaha lokal, kemudian sarana pembayaran secara elektronik masih belum ada pelayanan yang disiapkan.
Dari proses penelitian yang sudah dilakukan, telah diperoleh kesimpulan bahwa pedoman dimensi untuk Model Smart City ICT Scorecard mampu memetakan langkah-langkah dalam pembentukan Smart City ICT Scorecard berdasarkan tingkat kepentingan ICT suatu kota. Lalu implementasi usulan pedoman dimensi dapat menentukan tingkat kesiapan dari kota Tangerang dalam implementasi Smart City, serta kontribusinya berupa masukan bagi Decision Support System yang bertujuan untuk penentuan prioritas masalah di Kota Tangerang.
Melalui penelitian untuk disertasinya inilah, Fredy Purnomo telah dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Dari kelulusan yang diperoleh, promovendus menjadi Doktor ke-18 dari program Doctor of Computer Science BINUS University.