Strategi Proses Akademik di Perguruan Tinggi Menggunakan Teknologi di Tengah Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 menyebabkan seluruh sekolah dan perguruan tinggi untuk beralih ke media online. Beberapa perguruan tinggi memang sudah lama menerapkan sistem kelas online atau blended learning, contohnya seperti BINUS University, tetapi sekarang adalah momen langka di mana kelas tatap muka sama sekali tidak dilakukan. Bahkan, ujian yang biasanya dilakukan tertulis pun harus dikerjakan secara online.
Tidak semudah apa yang terlihat, nyatanya transisi antara offline dan online learning cukup sulit, baik bagi mahasiswa maupun institusi pendidikan. Selain dikarenakan infrastruktur yang belum memadai, hal ini juga disebabkan karena belum adanya implementasi strategi yang dapat menunjang proses belajar mengajar secara remote. Tidak bisa dipungkiri kalau online learning memiliki satu pondasi utama, yakni teknologi.
Sebuah seminar online “The International Seminar on Technology Governance on Education and Learning” dilangsungkan oleh Doctor of Computer Science, BINUS Graduate Program-BINUS University bersama Vladimir State University-Rusia, Ducel University-Turki, IEEE Computer Society Indonesia Chapter pada hari Kamis (4/6) dengan tema “The Role of Technology and Management on the Mitigation of Learning and Academic Process on Higher Education on the Pandemic COVID-19.”
Mengundang 4 narasumber utama, seminar ini membahas tata kelola perguruan tinggi yang sudah diimplementasikan guna menghadapi pandemi ini. Berikut strategi yang perlu dilakukan untuk menunjang proses akademik perguruan tinggi dalam penerapan online learning.
Dukungan Maksimal dengan Governance Mechanism
Walaupun sebelumnya sudah diberlakukan blended learning atau kelas online, tetap saja penerapan online learning tanpa ada kelas tatap muka membutuhkan banyak persiapan. Salah satu caranya adalah dengan membuat modul pembelajaran baru untuk mendukung proses belajar mengajar secara online. Perguruan tinggi juga perlu memonitor kelas online, apakah sudah cukup efektif bagi mahasiswa dan dosen.
Maka dari itu, penting sekali untuk menerapkan mekanisme tata kelola yang mumpuni, terutama dalam aspek IT. Mulai dari mekanisme struktur organisasi IT, relasi dan interaksi yang jelas antara IT dan operasional bisnis di perguruan tinggi, serta penggunaan frameworks dan tools yang sesuai kebutuhan.
Berbeda dengan kelas tatap muka, pastinya kelas online membutuhkan peralatan komputer dan teknis yang canggih. Contohnya seperti Learning Management System, infrastruktur IT, website, dan penggunaan aplikasi video conference atau semacamnya. Harus dibentuk sebuah komite atau tim IT yang bisa secara penuh membantu apabila ada kesalahan teknis selama kelas online berlangsung. Tentunya, bantuan IT ini dilakukan secara remote.
Evaluasi Online Learning
Saat awal mula diberlakukan, masih banyak kekurangan dari online learning yang dikeluhkan baik oleh mahasiswa maupun dosen. Maka dari itu, melakukan evaluasi sangat penting untuk dilakukan oleh institusi pendidikan. Ada banyak aspek yang bisa dibenahi agar sistem online learning semakin optimal, sehingga akan lebih baik bila mendelegasikan evaluasi ke masing-masing departemen. Evaluasi ini dilakukan secara menyeluruh, artinya betul-betul melakukan penilaian terhadap setiap kelas online di seluruh jurusan.
Memang terkesan rumit, akan tetapi evaluasi ini dapat meningkatkan kualitas akademik perguruan tinggi walaupun di tengah pandemi. Beberapa contoh strategi yang bisa dilakukan untuk lebih mengoptimalkan proses belajar mengajar secara remote adalah dengan mengurangi jumlah siswa di setiap kelas online, adanya tutoring online dalam kelompok kecil, dan pengadaan diskusi online via forum, dokumen kolaboratif, atau aplikasi bersama.
Meningkatkan Kapasitas Teknologi Perguruan Tinggi dan Pengajar
Bisa jadi sebuah perguruan tinggi sudah memiliki website, software, dan platform mumpuni untuk dapat menggelar kelas online. Akan tetapi, hal yang harus diperhatikan adalah kesiapan mahasiswa dan dosen untuk mengaksesnya. Tidak semua orang memiliki koneksi internet yang stabil, apalagi mengingat bahwa platform online seperti video conference dan video streaming membutuhkan data yang besar.
Beberapa negara seperti India dan Malaysia sudah memanfaatkan saluran televisi sebagai media remote learning bagi mahasiswa yang tidak mampu mengakses kelas online. Bisa juga memanfaatkan smartphone sebagai media utama untuk kelas online. Untuk itu, perguruan tinggi perlu mengembangkan aplikasi yang mudah diakses, tentunya lengkap dengan sistem verifikasi data mahasiswa dan dosen.
Kemudian, selalu berikan dukungan bagi dosen dan tenaga pengajar lainnya untuk bisa mengajar secara online. Beberapa di antaranya mungkin masih belum terbiasa menggunakan sistem kelas online dan semacamnya, ini menjadi tugas perguruan tinggi untuk melakukan training agar dosen tersebut bisa menggunakan sistem yang disediakan dengan lebih lancar