Mengawali New Normal, 3 Aspek Penting yang Akan Berubah di New Society

Tahun 2020 menjadi tahun yang membawa dampak besar bagi kehidupan manusia di seluruh belahan dunia. Bahkan hingga pertengahan tahun, pandemi COVID-19 masih menjadi awan gelap dan belum kunjung juga musnah. Akan tetapi, ini bukan jadi penghalang bagi manusia untuk tetap beraktivitas, meskipun kini semuanya dilakukan dengan cara baru.

Kondisi new normal sudah banyak digaungkan, termasuk juga oleh Indonesia. Tidak bisa disamakan dengan kondisi “bebas virus corona,” tetapi new normal menjadi harapan baru untuk menyesuaikan kehidupan di tengah pandemi dengan langkah yang lebih mantap.

Pada Kamis (25/6), Doctor of Computer Science Program BINUS Graduate Program-BINUS University bersama dengan Research Interest Group Intelligent System BINUS University, IIAI (International Institute of Applied Informatics) Japan, AIIT (The Advanced Institute of Industrial Technology) Japan, dan IEEE Computer Society Indonesia Chapter menggelar The International Seminar on Trends of Technology on the Society dengan tema “The Essentials of the New Society: Lessons from the COVID-19 Pandemic Situation.”

Empat pembicara utama yaitu Agung Trisetyarso, Ph.D, Prof. Takuro, Prof. Kiyota Hashimoto, Dr. Ahmad Dawood, menyuarakan pandangan mereka mengenai aspek-aspek kehidupan yang akan berubah secara signifikan ketika memasuki new normal. Berikut adalah 3 aspek penting yang akan mengalami perubahan di new society.

Gaya Hidup

Dalam beraktivitas sehari-hari di kondisi new normal, masyarakat akan lebih waspada dalam melakukan kontak fisik. Langkah-langkah preventif seperti menggunakan masker ketika bepergian dan menjaga jarak dengan orang lain akan menjadi norma masyarakat yang baru. Bukan hanya semata-mata untuk mengurangi risiko transmisi virus corona saja, tetapi juga menjadi sebuah bentuk kesadaran untuk menjaga kesehatan.

Kemudian, masyarakat akan lebih terbiasa untuk mencuci tangan secara rutin dengan sabun selama kurang lebih 20 detik dan selalu membersihkan barang-barang yang tersentuh banyak orang, seperti misalnya gagang pintu, meja di restoran, dan smartphone. Tempat-tempat publik yang biasanya dipenuhi pengunjung juga akan lebih terbiasa dalam melakukan pengecekan suhu untuk memastikan tidak ada orang sakit yang masuk.

Satu lagi yang menjadi perubahan signifikan dalam gaya hidup masyarakat di era new normal, yakni pelacakan aktivitas yang dilakukan pemerintah. Seperti yang sudah diterapkan di negara Thailand dengan aplikasi “Thai Chana” yang mengharuskan warga untuk melakukan check-in dan check-out sebelum memasuki tempat publik.

Pembangunan Infrastruktur

Penanganan COVID-19 yang sudah dilakukan selama beberapa bulan belakangan ini menjadi pengingat bahwa infrastruktur negara masih belum cukup siap untuk menghadapi pandemi secara efektif. Dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang merata agar negara dapat mempersiapkan diri memulai new normal dan nantinya bisa lebih sigap lagi ketika ada second wave atau krisis serupa.

Apa saja yang mencangkup pembangunan infrastruktur? Beberapa contohnya yang disampaikan oleh Prof. Kiyota Hashimoto adalah peningkatan kapasitas layanan kesehatan, proses belajar mengajar di sekolah maupun perguruan tinggi, dan kesiapan lembaga pemerintah dalam penanganan krisis seperti pandemi.

Pelayanan medis harus dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan yang memadai untuk segala jenis penyakit, termasuk juga COVID-19. Kemudian, mulai fokus dalam mengembangkan pelayanan yang lebih terjangkau dan lebih praktis, seperti misalnya telemedicine untuk penanganan pasien jarak jauh.

Adanya pandemi juga membukakan pintu bagi dunia pendidikan untuk melakukan evaluasi, apakah proses belajar mengajar yang selama ini diterapkan sudah cukup atau masih perlu diperbaiki. Saatnya untuk mulai menggabungkan pembelajaran di dalam kelas dengan online learning, bahkan ketika sudah memasuki new normal atau real normal (post-pandemic era).

Perihal tindakan yang bisa dilakukan oleh pemerintah, dapat membentuk sebuah gugus tugas seperti Center for Commutable Diseases sebagai penasehat, selayaknya yang sudah dimiliki oleh beberapa negara. Sebarkan informasi terkini mengenai perkembangan COVID-19 ke ranah publik untuk mencegah penyebaran berita palsu atau hoax.

Pengetahuan dan teknologi

Pandemi COVID-19 menyebabkan semua orang untuk beraktivitas dari dalam rumah. Hal ini menjadi mungkin karena adanya teknologi, di mana sudah banyak orang yang memiliki akses internet dan punya pengetahuan bagaimana cara memanfaatkan teknologi yang ada. Maka dari itu, new normal menjadi momen yang tepat untuk berbenah diri dalam aspek ICT.

Dimulai dari pendidikan, yakni dengan mengajarkan keterampilan IT sejak bangku sekolah. Dengan begitu, generasi ke depannya menjadi generasi yang melek teknologi. Kemudian, mengimplementasikan ICT secara masif dalam berbagai aspek kehidupan. Sebut saja data science, AI, Internet of Things, dan robust system.

Pembaruan teknologi ini meliputi apa saja yang bisa diproduksi, proses produksi, lokasi, infrastruktur, serta hukum dan ketentuan yang diberlakukan. Bisa dikatakan, kondisi new normal akan mengubah dunia secara total dalam aspek penerapan teknologi